Bingung memilih produk lubricant mana yang tepat untuk bercinta? Yuk simak beberapa tips memilih lubricant terbaik berikut ini.
TAK perlu malu jika ingin melibatkan lubricant atau pelumas dalam aktivitas bercinta. Faktanya, lubricant untuk pasutri tak hanya ampuh untuk mengurangi gesekan atau iritasi, namun juga mampu meningkatkan kenikmatan seksual.
Manfaat ini khususnya berlaku bagi perempuan yang mengalami vagina ‘kering’. Kondisi yang dapat membuat aktivitas seksual tak nyaman bahkan menyakitkan tersebut biasanya terjadi pada wanita yang:
- Mendekati atau sudah masuk usia menopause
- Sedang menyusui
- Minum obat tertentu (termasuk antihistamin dan antidepresan)
- Pernah/sedang menderita kanker payudara
- Menderita sindrom Sjogren
Dalam hal ini, penggunaan lubricant terbaik bisa sangat membantu.
Contoh Lubricant Alami
Sebenarnya tubuh manusia selalu memproduksi lubricant atau pelumas alaminya sendiri. Darah haid adalah salah satu contohnya.
Walau dianggap kotor bagi beberapa orang, namun untuk mereka yang tidak keberatan bercinta saat haid, cairan ini dapat menjadi pelumas alami. Selain itu, ada pula cairan serviks yang produksinya meningkat ketika ovulasi.
Tubuh bahkan juga selalu menghasilkan cairan untuk melembabkan vagina dan membuat vagina licin. Umumnya, kadarnya meningkat ketika seseorang terstimulasi.
Inilah alasan penting untuk melakukan foreplay lebih dulu sebelum intercourse. Menariknya lagi, air liur pun juga bisa dimanfaatkan sebagai pelumas alami.
Penggunaan air liur sebagai pelumas bahkan dinilai mampu mencegah perkembangan Candidiasis Vulvovaginal, yaitu infeksi yang disebabkan jamur Candida pada organ genital wanita.
Menurut ahli, hal ini dikarenakan air liur mengandung bakteri pelindung serta agen antijamur. Namun ini tak berlaku untuk Cunnilingus (seks oral pada vulva). Riset menunjukkan aktivitas bercinta semacam ini justru meningkatkan risiko infeksi jamur.
Bahan Dasar Lubricant
Sekarang, bagaimana caranya memilih pelumas atau lubricant untuk pasutri? Sebelumnya, Anda perlu tahu bahwa ada bermacam-macam bahan dasar produk lubricant atau pelumas.
Air
Bahan dasar ini dinilai paling aman karena cocok untuk semua jenis aktivitas seksual, entah itu penetrasi, masturbasi, atau yang menggunakan kondom maupun sex toys sekalipun.
Produk pelumas berbahan dasar air juga ideal bagi pemilik kulit sensitif atau yang sedang mengalami iritasi vagina. Lebih dari itu, pelumas berbahan dasar air juga mudah dibersihkan dari kain serta tidak meninggalkan bekas noda.
Di sisi lain, pelumas berbahan dasar air juga punya kekurangan. Selain tidak bisa dipakai dalam aktivitas seksual yang melibatkan air (karena mudah terbilas), produk ini juga cenderung mudah lengket dan perlu diaplikasikan berulang kali.
Jadi, buat pasangan yang berencana bercinta secara maraton, sebaiknya jangan menggunakan pelumas tipe ini.
Silikon
Untuk pasangan yang berniat bercinta secara maraton, pelumas ini sangat direkomendasikan. Sifatnya yang licin dan tahan lama sangat ideal untuk percintaan tipe maraton karena tak perlu diaplikasikan berulang kali.
Selain itu, lubricant berbahan dasar silikon juga dapat digunakan ketika bercinta di kamar mandi maupun kolam. Namun, pelumas jenis ini agak sulit dibersihkan, butuh bantuan sabun dan air.
Di samping itu, produk ini juga dapat meninggalkan noda, dan bila sampai tumpah ke perabot atau lantai kayu, maka butuh berbulan-bulan lamanya untuk membersihkan efek licin maupun nodanya.
Selain itu, pelumas dari silikon juga tak bisa dipakai bersamaan dengan sex toys dari bahan serupa. Karena itu, pemakaiannya hanya cocok untuk sex toys yang terbuat dari bahan plastik, kaca, atau baja.
Minyak
Dibanding air, bahan dasar pelumas satu ini juga lebih licin dan tahan lama sehingga ideal untuk aktivitas bercinta yang melibatkan air. Uniknya, pelumas dari bahan dasar minyak ini juga bisa digunakan ketika Anda memberikan pijatan sensual kepada pasangan.
Sayangnya, pelumas dari minyak (termasuk petroleum jelly atau mineral oil) tak bisa dipakai bersamaan dengan kondom atau sex toys lateks. Penggunaan pelumas berbahan dasar minyak akan membuat kondom rusak.
Kondom non-lateks pun seperti yang terbuat dari polyisoprene juga sensitif terhadap minyak. Kelemahan lain dari pelumas tersebut adalah sukar dibersihkan baik dari tubuh maupun kain (sprei atau baju).
Lubricant Untuk ‘ena-ena’ Anal
Karena anus tidak memproduksi cairan yang dapat memudahkan penetrasi, maka penggunaan lubricant terbaik sangat diperlukan untuk seks anal.
Sebaiknya pilih pelumas yang berbahan dasar air. Hindari menggunakan air liur atau pelumas berbahan dasar minyak karena kedua bahan tersebut dapat merusak kondom.
Hindari pengaplikasian pelumas di dalam kondom karena bisa membuat kondom mudah lepas. Sebaliknya, aplikasikan pelumas di luar kondom saja.
Tips Memilih Lubrikan Lainnya
Secara umum, pasangan disarankan menghindari produk pelumas yang mengandung zat tambahan, baik itu gula, perasa, pewarna, minyak esensial, pengawet, maupun gliserol.
Anda tak pernah tahu reaksi apa yang akan ditimbulkan bahan-bahan ini terhadap tubuh. Bagi pemula khususnya, efek ‘hangat’ atau ‘geli’ mungkin dapat mengganggu.
Selain itu, jangan terbujuk oleh label ‘alami’ yang tertera pada produk. Sebaiknya tetap periksa daftar bahannya, baca ulasannya, atau konsultasikan pada ahlinya sebelum membeli.
Penggunaan gliserol yang masih menuai pro-kontra, misalnya. Ada yang berpendapat bahwa bahan ini meningkatkan risiko infeksi vagina, namun sebagian lainnya berpendapat bahwa bahan ini aman digunakan. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan bahan ini.
Yang perlu dicatat adalah seringkali pemakaian gliserol (dan bahan serupa lain) dalam jumlah besar dapat menimbulkan efek hangat atau sangat licin.
Pelumas dengan kandungan gliserol tinggi juga berdampak negatif bagi jaringan anus maupun vagina. Selain menimbulkan kerusakan, gliserol juga menimbulkan kekeringan pada jaringan tersebut.
Rusaknya jaringan kulit pada area tersebut tak cuma menimbulkan ketidaknyamanan, tapi juga meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual.
Tips berikutnya adalah saat memilih pelumas berbahan dasar air, pilih yang cocok untuk pH vagina (sekitar 3,8-4,5) agar risiko vaginosis bakterialis tidak meningkat. Penyesuaian jenis pelumas berlaku pula untuk anus yang pH-nya lebih netral (5,5-7).
Hal terakhir yang perlu diketahui adalah beberapa pelumas mengandung spermisida yang bisa membuat vagina iritasi. Usahakan hindari bahan ini, khususnya jika Anda sedang berusaha hamil karena spermisida dapat membunuh sperma.
Tetap Sakit Walau Sudah Pakai Lubricant?
Apakah menambahkan lubricant bisa meredakan rasa tidak nyaman saat berhubungan intim? Tidak selalu. Anda yang tetap merasa sakit ketika intercourse walaupun sudah pakai pelumas, mungkin memang sedang kurang fit.
Gangguan kulit, radang, infeksi, perubahan hormon, trauma, dan lain sebagainya – kondisi semacam ini memang bisa membuat aktivitas seksual menyakitkan. Jadi segera kunjungi dokter bila gejala tersebut berlanjut.